Subscribe:

Codex Vaticanus

Codex Vaticanus (Vatikan, Bibl. Vat., Codex Vaticanus Graecus 1209 (Vat. gr. 1209); Gregory-Aland no. B atau 03, δ 1 von Soden) adalah salah satu naskah manuskrip Alkitab tertua yang masih ada. Naskah ini sedikit lebih tua daripada Codex Sinaiticus, keduanya kemungkinan disalin pada abad ke-4. Codex Vaticanus ditulis dalam bahasa Yunani menggunakan perkamen dengan huruf kapital atau huruf besar Yunani (uncial).

Codex Vaticanus semulanya memuat sebuah salinan lengkap Septuaginta (Septuaginta adalah terjemahan Bible yang seluruhnya baik Pl maupun Pb menggunakan bahasa Koine Yunani), dan Perjanjian Baru, tetapi halaman 1519-1536 yang memuat kitab Ibrani 9:14 sampai Kitab Wahyu hilang dan diganti dengan sebuah suplemen naskah abad ke-15 dalam huruf Yunani minuskul (no. 1957).

Naskah manuskrip ini telah disimpan di Perpustakaan Vatikan (didirikan oleh Paus Nikolas V pada 1448) sejak awal, dan sudah muncul pada katalogus paling awal pada tahun 1475.

Bagian akhir Injil Markus pada Codex Vaticanus menyisakan satu kolom kosong setelah ayat 16:8, menunjukkan bahwa si jurutulis mengetahui adanya bagian penutup yang rupanya diputuskan untuk tidak dimuat. Kolom kosong ini adalah satu-satunya yang ditemukan pada bagian Perjanjian Baru Codex ini. Hal inilah yang membuktikan bahwa ayat amanat agung Markus 9-20 adalah palsu. BibleGateway.com

Sejarah sebelumnya naskah ini tidaklah diketahui, tetapi ada beberapa pakar yang menduga bahwa Kardinal Bessarion dahulu adalah pemiliknya, karena teks suplemen dalam huruf minuskul ini mirip dengan salah satu naskah manuskrip milik Bessarion lainnya. T.C. Skeat, seorang ahli paleografi British Museum, menyatakan bahwa Codex Vaticanus adalah salah satu dari 50 Alkitab yang pernah dipesan Kaisar Romawi Konstantinus I dari Eusebius dari Kaisarea untuk menuliskannya. Namun, beberapa menyatakan bahwa naskah-naskah manuskrip Kaisar Konstantinus termasuk jenis teks Bizantin, yang menghilangkan kemungkinan seperti ini.

Codex Vaticanus adalah salah satu naskah manuskrip terpenting untuk merunut sejarah tekstual Alkitab dan merupakan anggota utama teks "tipe Alexandria". Naskah ini digunakan secara intensif oleh Westcott dan Hort dalam edisi Yunani Perjanjian Baru mereka (1881).

Naskah ini mengandung titik ganda misterius (disebut "umlaut") yang terletak di marjin halaman Perjanjian Baru dan kelihatannya menunjukkan posisi varian-varian teks (variae lectionis). Namun pentarikhan titik-titik ganda ini masih diperdebatkan oleh para pakar. Lihat pranala di bawah ini untuk detailnya.

Bagian A Codex Vaticanus, memuat kitab 1 Ezra 2:1-8
Codex Vaticanus diyakini asalnya memuat salinan lengkap Septuaginta ("LXX"), hanya tanpa memuat 1-4 Makabe dan Doa Manasye. Lembaran asli sejumlah 20 helai yang memuat Kitab Kejadian 1:1–46:28a (31 lembar) dan Kitab Mazmur 105:27–137:6b telah hilang dan diganti oleh lembaran-lembaran yang ditulis oleh jurutulis lain pada abad ke-15. Kitab 2 Raja-raja 2:5–7, 10-13 juga hilang karena halaman-halaman yang memuatnya robek.

Perjanjian Lama
Urutan kitab-kitab Perjanjian Lama dalam Codex ini adalah sebagai berikut:

Kitab Kejadian sampai Kitab 2 Tawarikh seperti biasa;
1 Esdras; 2 Esdras (Ezra-Nehemia);
Kitab Mazmur;
Kitab Amsal;
Kitab Pengkhotbah;
Kidung Agung;
Kitab Ayub;
Kitab Kebijaksanaan;
Bin Sirakh/Ben Sira/Ecclesiasticus;
Kitab Ester;
Kitab Yudit;
Kitab Tobit;
Kitab Nabi-nabi Kecil dari Kitab Hosea sampai Kitab Maleakhi;
Kitab Yesaya;
Kitab Yeremia;
Kitab Barukh;
Kitab Ratapan dan Surat Yeremia;
Kitab Yehezkiel dan
Kitab Daniel.
Urutan ini berbeda dengan yang diikuti dalam Codex Alexandrinus.

Bagian akhir Injil Markus pada Codex Vaticanus menyisakan satu kolom kosong setelah ayat 16:8, menunjukkan bahwa si jurutulis mengetahui adanya bagian penutup yang rupanya diputuskan untuk tidak dimuat. Kolom kosong ini adalah satu-satunya yang ditemukan pada bagian Perjanjian Baru Codex ini.

Bagian-bagian Perjanjian Baru yang terlestarikan dalam Codex Vaticanus memuat:
kitab-kitab Gospel
Kisah Para Rasul
Surat-surat Am
Surat-surat Paulus, dan Surat Ibrani (sampai dengan Ibrani 9:14, καθα[ριει);

Codex Vaticanus tidak memuat:
Surat 1 dan 2 Timotius,
Surat Titus,
Surat Filemon, maupun
Lembaran-lembaran yang hilang digantikan oleh lembaran tulisan dengan gaya minuscule dari abad ke-15 (folios 760–768) dan dicatat dalam katalog terpisah sebagai minuscule Codex 1957.Kemungkinan ada sejumlah kitab apokrif Perjanjian Baru disertakan di bagian akhir (sebagaimana pada Codex Sinaiticus dan Codex Alexandrinus), juga mungkin tidak memuat Kitab Wahyu.

Naskah ini dalam volume kuarto, disusun dalam quires lima lembaran besar atau masing-masing sepuluh lembar, mirip dengan Codex Marchalianus atau Codex Rossanensis; tetapi tidak seperti Codex Sinaiticus yang pengaturannya terdiri dari tiga atau empat lembaran besar. Secara keseluruhan terdiri dari suatu volume kuarto tunggal dengan 759 lembaran halus dan rapuh. Jumlah quire sering ditemukan pada marjin. Asalnya diperkirakan terdiri dari 830 lembaran perkamen, tetapi tampaknya 71 lembaran telah hilang. Yang terlestarikan sekarang adalah Perjanjian Lama, terdiri dari 617 lembaran, dan Perjanjian Baru, 142 lembaran. Kertas perkamen halus dan tipis. Ukuran halaman adalah 27 cm kali 27 cm; meskipun aslinya dapat saja lebih besar. Kodeks ini ditulis dalam tiga kolom per halaman, dengan 40–44 baris per halaman, dan 16–18 huruf per baris. Dalam kitab-kitab puisi Perjanjian Lama, hanya ada dua kolom per halaman. Dalam Taurat, Yosua, Hakim-hakim, Rut, dan Kitab 1 Raja-raja 1:1–19:11 ada 44 baris per kolom; dalam Kitab 2 Tawarikh 10:16–26:13 ada 40 baris per kolom; dan dalam Perjanjian Baru selalu 42 baris per kolom. Naskah ini adalah salah satu dari sangat sedikit naskah Perjanjian Baru yang ditulis dalam tiga kolom per halaman, yaitu selain Uncial 048 dan Uncial 053.

Bentuk-bentuk huruf dalam kodeks ini berukuran kecil dan rapi, tanpa ornamentasi (hiasan huruf) atau kapital (huruf yang berukuran besar). Naskah bahasa Yunani ditulis bersambungan dalam tulisan kecil dan rapi; semua huruf berjarak sama satu sama lain (equidistant); tidak ada pemisahan kata-kata; setiap baris tampak seperti satu kata yang panjang. Tanda baca jarang ditemukan (tanda aksen dan tanda napas ditambahkan oleh juru tulis kemudian) kecuali sejumlah spasi kosong, diaeresis pada inisial iota dan upsilon, singkatan-singkatan nomina sacra dan tanda-tanda kutipan PL. Kutipan-kutipan PL ditandai dengan suatu "koma terbalik" (>; inverted comma), sebagaimana pada Alexandrinus. Tidak ada inisial yang berukuran besar, tidak ada tanda stop atau aksen; tidak ada pembagian bab atau bagian-bagian seperti naskah-naskah yang kemudian.

Teks Injil tidak dibagi menurut Pembagian Ammonius yang biasanya merujuk kepada Kanon Eusebius, melainkan dibagi menjadi bagian-bagian yang diberi nomor unik: Matius mempunyai 170, Markus 61, Lukas 152, dan Yohanes 80. Sistem penomoran ini hanya ditemmukan dalam dua naskah lain: Codex Zacynthius dan Minuscule 579. Ada dua sistem pembagian dalam Kisah Para Rasul dan Surat-surat Am yang berbeda dari Aparatus Euthalius. Dalam Kisah Para Rasul ada 36 bagian (sistem yang sama dengan Codex Sinaiticus, Codex Amiatinus, dan Codex Fuldensis) sedangkan sistem lain biasanya 69 bagian. Bab-bab dalam surat-surat Paulus diberi nomor berurutan seperti menganggap seluruh surat-surat itu sebagai satu kitab.

Dalam Perjanjian Lama, jenis teksnya berbeda-beda, dengan teks yang diterima dalam Kitab Yehezkiel dan teks yang ditolak dalam Kitab Yesaya. Dalam Kitab Hakim-hakim, teks berbeda secara substansial dengan mayoritas naskah, tetapi bersesuaian dengan Vetus Latina dan versi Sahidik serta tulisan Sirilus dari Aleksandria. Dalam Kitab Ayub memuat tambahan 400 setengah-ayat dari Theodotion, yang tidak ditemukan dalam Vetus Latina maupun versi Sahidik. Teks Perjanjian Lama oleh para kritikus, seperti Hort dan Cornill, dianggap secara substansial mendasari edisi Heksapla karya Origenes, yang diselesaikannya di Kaisarea dan diterbitkan sebagai suatu karya independen (terpisah dari versi-versi lain yang dikaitkan dengan Origenes) oleh Eusebius dan Pamphilus.

Dalam Perjanjian Baru, teks bahasa Yunani kodeks ini tergolong jenis teks Alexandria. Aland menempatkannya dalam Kategori I. Dalam Injil Lukas dan Yohanes, didapati kesesuaian erat degnan teks Bodmer {\displaystyle {\mathfrak {P}}}{\displaystyle {\mathfrak {P}}}75, yang diberi tarikh pada permulaan abad ke-3 sehingga paling sedikit 100 tahun lebih tua daripada Codex Vaticanus. Ini mengindikasikan (sesuai dugaan adanya naskah lebih kuno yang menurunkan baik P75 dan B) bahwa Codex Vaticanus merupakan salinan dari suatu teks lebih kuno dari dua kitab tersebut. Juga mendukung pendapat kuat bahwa naskah itu disalin di Mesir. Dalam surat-surat Paulus, teks secara khusus memuat unsur jenis teks Western element.

Bacaan-bacaan terkemuka
Hakim-hakim 18:30 memuat υἱὸς Μανασση (putra Manasye), sedangkan Alexandrinus memuat υἱοῦ Μωυσῆ (putra Musa);
Ezra 10:22 (9:22 LXX) memuat Ωκαιληδος (Alexandrinus – Ωκειδηλος) untuk Jozabad;
Matius 5:22 — tidak memuat kata εικη (tanpa alasan), yang didukung oleh {\displaystyle {\mathfrak {P}}}{\displaystyle {\mathfrak {P}}}67, Sinaiticus, 2174, sjeumlah naskah Vulgata, dan versi Etiopia;
Matius 17:23 — memuat bacaan unik τη τριημερα (hari ketiga) bukannya τη τριτη ημερα (hari ketiga);
Matius 21:31 — memuat bacaan unik ὁ ὕστερος (yang terakhir) bukannya ὁ πρῶτος (yang pertama), ὁ ἔσχατος (yang terakhir), atau ὁ δεύτερος (yang kedua);
Matius 23:38 — tidak memuat kata ερημος (padang gurun), sebagaimana pada Codex Regius, Corbeiensis II, Syriac Sinaiticus, copsa, bo;
Lukas 4:17 — memuat καὶ ἀνοίξας τὸ βιβλίον (dan membuka buku) sebagaimana naskah-naskah A, L, W, Ξ, 33, 892, 1195, 1241, ℓ 547, syrs, h, pal, copsa, bo, bukannya καὶ ἀναπτύξας τὸ βιβλίον (dan membuka gulungan kitab) yang didukung oleh א, Dc, K, Δ, Θ, Π, Ψ, f1, f13, 28, 565, 700, 1009, 1010 dan banyak naskah lainnya.
Lukas 6:2 — οὐκ ἔξεστιν (tidak halal) bukannya οὐκ ἔξεστιν ποιεῖν (tidak halal melakukan); bacaan itu hanya didukung oleh {\displaystyle {\mathfrak {P}}}{\displaystyle {\mathfrak {P}}}4, (Codex Bezae), Codex Nitriensis, 700, lat, copsa, copbo, arm, geo;
Lukas 10:42 — ολιγων δε χρεια εστιν η ενος (sedikit yang diperlukan, atau hanya satu) for ενος δε εστιν χρεια (satu hal yang diperlukanone thing is needfull);
Yohanes 12:28 — ada varian tekstual unik δοξασον μου το ονομα. Varian ini tidak didukung oleh semua naskah lain. Mayoritas naskah memuat δοξασον σου το ονομα; sejumlah naskah memuat: δοξασον σου τον υιον (L, X, f1, f13, 33, 1241, pc, vg, syh mg, copbo).
Yohanes 16:27 — memuat πατρος (Bapa) bukannya θεου (Allah);
Kisah Para Rasul 27:16 — καυδα (Kauda; nama pulau), didukung oleh {\displaystyle {\mathfrak {P}}}{\displaystyle {\mathfrak {P}}}74, Minuscule 1175, Vetus Latina, Vulgata, dan Peshitta.[n 1]
Roma 15:31 — δωροφορια for διακονια; bacaan ini didukung oleh D dan Ggr.
Efesus 2:1 — αμαρτιαις ] επιθυμιαις.[34]
Ibrani 1:3 — memuat bacaan unik φανερων τε τα παντα τω ρηματι της δυναμεως αυτου (menyatakan alam semesta melalui firman kuasanya); semua naskah lain memuat φερων τε τα παντα τω ρηματι της δυναμεως αυτου (mendukung alam semesta melalui firman kuasanya).
Asal usul
Asal usul dan sejarah awal kodeks ini tidak dapat dipastikan;[1] Roma (Hort), Italia selatan, Aleksandria (Kenyon,Burkitt[37]), dan Kaisarea (T. C. Skeat) telah diusulkan sebagai tempat asalnya.

Argumen Hort untuk Roma terutama didasarkan pada ejaan nama, misalnya Ισακ dan Ιστραηλ, yang menunjukkan pengaruh Western atau Latin. Argumen kedua adalah pembagian bab Kisah Para Rasul, menunjukkan kemiripan dengan Codex Sinaiticus, tapi tidak ditemukan dalam naskah Yunani lain, meskipun ditemukan dalam beberapa naskah bahasa Latin Vulgata.[38] Robinson membantah argumen ini karena sistem pembagian bab itu diperkenalkan ke dalam Vulgata oleh Hieronimus sendiri, sebagai hasil penelitiannya di Kaisarea.[39] Menurut Hort, naskah ini disalin dari suatu manuskrip yang panjang barisnya 12–14 huruf per baris, karena di mana juru tulis Codex Vaticanus membuat beberapa kesalahan melompati sejumlah baris dalam penyalinan, umumnya panjangnya 12–14 huruf.[40] Kenyon mengusulkan manuskrip it berasal dari Aleksandria: "Berharga untuk dicatat bahwa bagian penomoran Surat-surat Paulus dalam B (=Codex Vaticanus) disalin dari suatu naskah dimana Surat Ibrani ditempatkan di antara Surat Galatia dan Surat Efesus — suatu pengaturan yang di tempat lain hanya ditemukan dalam versi Sahidik."[41] Suatu kaitan dengan Mesir diindikasikan, menurut Kenyon, selain dari urutan surat-surat Paulus, juga dari fakta, sebagaimana pada Codex Alexandrinus, judul-judul sejumlah kitab memuat huruf-huruf khas Abjad Koptik, terutama huruf mu Koptik, yang digunakan tidak hanya dalam judul tetapi sering di akhir baris di mana ruang penulisan harus diirit.[41] Menurut Metzger, "kemiripan teksnya dalam bagian-bagian signifikan kedua Perjanjian dengan versi Koptik dan papirus bahasa Yunani, serta gaya penulisan (terutama bentuk-bentuk Koptik dalam sejumlah judul) lebih menunjuk kepada Mesir dan Aleksandria".[12]

Pernah diduga bahwa pada suatu waktu naskah itu dimiliki oleh Kardinal Bessarion, karena suplemen dalam tulisan minuscule memuat teks yang mirip dengan salah satu manuskrip Bessarion. T. C. Skeat percaya bahwa mentor dari Bessarion, patriarchal notary di Konstantinopel, John Chortasmenos, membawa kodeks itu ke Roma dari Konstantinopel sekitar waktu jatuhnya Kekaisaran Bizantin.[42] Menurut Paul Canart, huruf awal (inisial) berhias telah ditambahkan ke dalam naskah itu pada Abad Pertengahan mengingatkan pada dekorasi Konstantinopolitan pada abad ke-10, tetapi pembuatannya yang burut memberi kesan ditambahkan pada abad ke-11 atau ke-12, dan tampaknya tidak sebelum abad ke-12 dari cara kemunculannya terkait catatan dengan tulisan tangan minuscule pada permulaan Kitab Daniel.[43] [T. C. Skeat, yang adalah seorang paleografer pada British Museum, pertama kali berargumen bahwa Codex Vaticanus mungkin saja salah satu dari 50 Alkitab yang dipesan oleh Kaisar Konstantinus I dari Eusebius dari Kaisarea.[44] Namun, kemiripan teks dengan papirus dan versi Koptik (termasuk bentuk-bentuk huruf), dan paralel dengan kanon Athanasius tahun 367 menunjukkan asal usul Mesir atau Aleksandria.

Naskah ini diberi tarikh pada paruh pertama abad ke-4 dan tampaknya sedikit lebih tua daripada Codex Sinaiticus, yang juga diberi tarikh abad ke-4. Satu argumen yang mendukung adalah bahwa Sinaiticus sudah memuat apa yang saat itu merupakan tabel Kanon Eusebius yang lebih baru, sedangkan Vaticanus tidak. Argumen lain adalah gaya penulisan pada Vaticanus yang lebih tua, dan ketiadaan ornamen atau hiasan.

Menurut Tischendorf naskah ini ditulis oleh tiga juru tulis (A, B, C), dua di antaranya telah menulis Perjanjian Lama dan satu orang menulis seluruh Perjanjian Baru.

In 1843 Tischendorf diizinkan untuk membuat suatu faksimile dari beberapa ayat.
Pada tahun 1809 Napoleon membawa naskah ini sebagai tropi kemenangan ke Paris, tetapi pada tahun 1815 dikembalikan ke Perpustakaan Vatikan. Per 2015, suatu salinan digital kodeks ini tersedia secara online dari Perpustakaan Vatikan.


Codex Sinaiticus (Sekarang disimpan di British Library, London, Add. 43725; Gregory-Aland no. א (Aleph) atau 01) adalah sebuah naskah manuskrip lengkap Perjanjian Baru yang berasal dari abad ke-4. Naskah ini ditulis menggunakan huruf kapital Yunani (uncial). Selain kitab Perjanjian Baru, naskah ini juga memuat bagian besar Septuaginta. Bersama dengan Codex Vaticanus, Codex Sinaiticus adalah salah satu naskah terpenting Perjanjian Baru dan juga Septuaginta dalam bahasa Yunani dalam merunut sejarah tekstualnya.

Sebuah bagian Kodeks Sinaiticus yang memuat kitab Ester 2:3-8.
Codex Sinaiticus ditemukan oleh Constantin von Tischendorf pada perjalannya yang ketiga ke Biara Santa Katarina, di Gunung Sinai, Mesir, 1859. Perjalanannya yang pertama dan kedua, menghasilkan penemuan potongan-potongan naskah dari Perjanjian Lama, beberapa di antaranya berasal dari tempat sampah. Tsar Alexander II dari Rusia lalu menyuruhnya untuk mencari naskah-naskah lain, yang diyakininya masih bisa ditemukan di biara Sinai ini.

Cerita bagaimana Von Tischendorf menemukan naskah manuskrip ini, yang mengandung sebagian besar kitab Perjanjian Lama dan semua kitab Perjanjian Baru, mirip dengan cerita sebuah roman. Von Tischendorf mencapai biara ini pada 31 Januari; tetapi penyelidikannya tidak membuahkan hasil. Pada 4 Februari, ia sudah memutuskan untuk pulang tanpa mencapai hasil perjalanannya. "Maka pada hari itu, ketika sedang berjalan-jalan dengan kepala biara, ia menyesali kegagalannya. Setelah kembali dari berjalan-jalan, Von Tischendorf menemani sang biarawan kembali ke kamarnya dan di sana ia menunjukkan kepadanya sebuah salinan naskah yang disebutnya sebagai salinan naskah Septuaginta yang dimiliki oleh biarawan ini. Naskah manuskrip ini dibungkus sehelai kain dan ketika gulungan dibuka, Von Tischendorf sekaligus terkejut dan merasa gembira karena inilah dokumen yang dicari-carinya sementara ia sudah putus asa tak akan menemukannya. Tujuannya ialah untuk melengkapi potongan Septuaginta yang ditemukannya tahun 1844 dan yang dinyatakannya merupakan naskah perkamen Yunani berbentuk codex (buku) yang tertua. Tetapi tidak hanya itu yang ditemukannya, melainkan ia juga menemukan sebuah salinan kitab Perjanjian Baru Yunani yang lengkap, tidak kurang satu halaman atau satu paragraf jua." Maka setelah bernegosiasi berapa lama, Von Tischendorf memperoleh naskah yang sangat berharga ini dan mengirimkannya kepada Tsar Alexander II di Rusia yang betul-betul menghargainya, Kemudian dia menyuruh untuk menerbitkan naskah ini dalam bentuk faksimile supaya tulisan kuno ini bisa langsung diperlihatkan ke khalayak yang lebih ramai.

Seluruh naskah berbentuk codex ini terdiri atas 346 1/2 halaman folio, dan ditulis dalam empat kolom. Dari semua folio ini 199 memuat teks kitab Perjanjian Lama dan 147 1/2 teks kitab Perjanjian Baru. Kitab-kitab Perjanjian Baru disusun sebagai berikut: keempat Injil, Surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, Surat-surat Am (Catholic Epistles), dan Kitab Wahyu. Meski beberapa bagian dari kitab Kejadian dan Bilangan kemudian ditemukan dijilid pada buku-buku yang lain, lalu mereka berbaik hati dan kemudian dikirim ke Von Tischendorf. Namun oleh pengurus biara sekarang Codex ini dianggap dicuri.

Pada bulan Mei 1975 sewaktu sedang direnovasi, para biarawan biara Santa Katarina menemukan sebuah ruangan di bawah kapel St. George yang mengandung banyak fragmen-fragmen perkamen. Di antara fragmen-fragmen ini, tigabelas halaman Codex Sinaiticus dari kitab Perjanjian Lama yang hilang, ditemukan.

Sejarah awal naskah ini tidaklah diketahui. Kolofon kitab Ezra dan Ester menunjukkan bahwa naskah ini pernah berada di Caesarea Palaestina pada abad ke-6 dan abad ke-7. Para pakar berspekulasi bahwa naskah ini ditulis di Mesir.

British Library pada tahun 1933 membeli naskah ini dari pemerintahan komunis Uni Soviet sebesar £100.000.

Isi

Codex Sinaiticus, Injil Lukas 11:2, yaitu salah satu versi "Doa Bapa Kami" dalam Alkitab.
Teks Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani memuat bagian-bagian berikut:

Kitab Kejadian 23:19 – 24:46 – fragmen
Kitab Bilangan 5:26– 7:20 – fragmen
Kitab 1 Tawarikh 9:27– 19:17
Kitab Ezra-Nehemia (dari Esdr. 9:9).
Kitab Mazmur–Kebijakan Sirakh
Kitab Ester
Kitab Tobit
Kitab Yudit
Kitab Yoel–Kitab Maleakhi
Kitab Yesaya
Kitab Yeremia
Kitab Ratapan
Kitab 1 Makabe–Kitab 4 Makabe

Yohanes 7:52–8:12 tanpa perikop 7:53–8:11 dalam Codex Sinaiticus. Oleh jurutulis asli diberi tanda "-" panjang untuk menandai adanya bagian yang "sengaja" dilompati.

Tambahan frasa pada Yohanes 21:7 dalam Codex Sinaiticus, pada marjin bawah – οι δε ειπον δι οληϲ τηϲ νυκτοϲ ε κοπιαϲαμεν και ουδεν ελαβομεν επι δε τω ϲω ρηματι βαλουμεν
Teks Perjanjian Baru tidak memuat sejumlah bagian yang biasanya ada pada Alkitab:

Ayat-ayat yang tidak dimuat
Injil Matius Matius 12:47, 16:2b-3, Matius 17:21, Matius 18:11, Matius 23:14, Matius 24:35;
Injil Markus Markus 7:16, Markus 9:44, Markus 9:46, Markus 11:26, Markus 15:28, 16:9–20 (Penutup panjang Injil Markus, merujuk kepada penampakan diri Yesus kepada banyak orang setelah kebangkitan-Nya)
Injil Lukas Lukas 17:36
Injil Yohanes Yohanes 5:4, Pericope adulterae (7:53–8:11) (lihat foto "Yohanes 7:52–8:12"), Yohanes 16:15, Yohanes 20:5b-6, Yohanes 21:25
Kisah para Rasul 8:37; 15:34; 24:7; 28:29;
Surat Roma Roma 16:24

Sumber Wikipedia