Subscribe:

Injil Kanonik

Salinan Yohanes tertua dari th 125M
Injil (bahasa Yunani: ευαγγέλιον, euangelion – yang berarti Kabar Baik; bahasa Inggris: Gospel) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut keempat kitab pertama dalam Alkitab Perjanjian Baru menurut kepercayaan Kristen. Injil Kanonik adalah keempat kitab tersebut, Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes, disebut Kabar Baik, karena orang Kristen percaya bahwa narasi keempat Injil yang berpuncak pada kematian dan kebangkitan Yesus tersebut merupakan kisah penyelamatan Tuhan kepada umat manusia yang berdosa, supaya manusia dapat kembali mengenal Tuhan yang sesungguhnya dan dapat masuk ke surga. Tradisi penerjemahan Bible ke dalam bahasa lainya berawal pada abad ke 15 yang dipelopori oleh William Tyndale, yang dibakar hidup hidup oleh kerajaan Inggris karena melanggar aturan yaitu menerjemahkan Bible Ibrani dan Latin ke dalam bahasa Inggris.

Istilah "Injil" berasal dari bahasa Arab إنجيل‎ ʾInjīl, yang diturunkan dari bahasa Yunani ευαγγέλιον (euangelion) yang berarti "Kabar Baik" atau "Berita Kesukaan", yang merujuk pada 1 Peter 1:25 (BIS, TL, & Yunani). Injil dalam bahasa Inggris disebut Gospel, dari bahasa Inggris Kuno gōd-spell yang berarti "kabar baik", yang merupakan terjemahan kata-per-kata dari bahasa Yunani (eu- "baik", -angelion "kabar"). Banyak sekali istilah istilah Islami yang di catut oleh krsiten, seperti istilah alkitab, rasul, iman, ibadah, syafaat, himat, majelis dll bahkan kristen ga malu malu lagi mencatut nama tuhan Allah, padahal kristen itu dari yahudi dan tidak ada nama Allah tertulis dalam bible versi tertua sekalipun, hal ini merupakan strategi licik kristen untuk mempengaruhi , lebih tepatnya tipu tipu mayoritas muslim indonesia, strategi licik ini mereka tiru dari kristen arab yang juga nyatut nama tuhan Allah.

Kata "Injil" sendiri dalam Alkitab Terjemahan Baru muncul 124 kali (BIS menggunakan istilah "Kabar Baik", semuanya di Perjanjian Baru: 23 kali di keempat Injil, 17 kali di Kisah Para Rasul, 78 kali di Surat-Surat Paulus, 5 kali di Surat-Surat Lain, dan 1 kali di Kitab Wahyu.

Beberapa ayat yang penting yang memuat kata ini antara lain Markus 1:1: "Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah."; Markus 1:15: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"; Markus 8:35: "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."; 1 Korintus 9:23: "Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya."; Matius 24:14: "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya", dan di dalam Roma 1

Injil biasanya mengandung arti: Pemberitaan tentang aktivitas penyelamatan Allah di dalam Yesus dari Nazaret atau berita yang disampaikan oleh Yesus dari Nazaret. Inilah asal usul penggunaan kata "Injil" menurut Perjanjian Baru (lihat Surat Roma 1:1 atau Markus 1:1).
Dalam pengertian yang lebih populer, kata ini merujuk kepada keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan kadang-kadang juga karya-karya lainnya yang non-kanonik (mis. Injil Tomas), yang menyampaikan kisah kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
Sejumlah sarjana modern menggunakan istilah "Injil" untuk menunjuk kepada sebuah genre hipotetis dari sastra Kristen perdana (bdk. Peter Stuhlmacher, ed., Das Evangelium und die Evangelien, Tübingen 1983, juga dalam bahasa Inggris: The Gospel and the Gospels).
Kata "injil" dipergunakan oleh Paulus sebelum kitab-kitab Injil dari kanon Perjanjian Baru ditulis, ketika ia mengingatkan orang-orang Kristen di Korintus "kepada Injil yang aku beritakan kepadamu" (1 Korintus 15:1). Melalui berita itu, Paul menegaskan, mereka diselamatkan, dan ia menggambarkannya di dalam pengertian yang paling sederhana, sambil menekankan penampakan Kristus setelah kebangkitan (15:3-8):

"... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya."
Penggunaan kata injil (atau ekuivalennya dalam bahasa Yunani evangelion) untuk merujuk pada suatu genre tulisan yang khas yang berasal dari abad ke-2. Kata ini jelas digunakan untuk menunjuk suatu genre dalam Yustinus Martir (l.k. 155) dan dalam pengertian yang lebih kabur sebelumnya dalam Ignatius dari Antiokhia (l.k. 117).

Kitab Perjanjian Baru terbit antara tahun 50 dan 100 Masehi. Yang mula-mula adalah Surat-surat Paulus, kemudian barulah bagian-bagian lain. Beberapa abad sesudah Masehi, Gereja baru mensahkan kanon Kitab Perjanjian Baru setelah urutannya diubah dan sedapat mungkin disesuaikan dengan Sejarah Keselamatan (Intisari Iman Kristen oleh Ds.B.J. Boland, 1964).
Umumnya boleh dikatakan bahwa kanon Perjanjian Baru sudah ditetapkan kira-kira pada tahun 200, secara definitif pada tahun 380 (Sejarah Gereja oleh Dr. H. Berkhof dan Dr.I.H. Enklaar, 1962).

De Arameesche tekst van het Mattheus-evengelie is reeds vroegtijdig gegaan. De andrere drie evangelien, zijn in het Grieksch geschreven. De boeken van de Heilige Schrift, zelfs de evengelien, zijn niet volkomen in de zelfds toestand bewaard gebleven, waarin zijoorspronkelijk zijn geschreven. Daar de boekdrukkeenst niet bestond, warden zij eeuwen long telkens overgeschreven en hijdat overschrijoen werden soms woorden uitgelaten, verwisseld of verkeerd geschreven ... Artinya: Injil Matius yang berbahasa Arami telah lama hilang. Tiga Injil lainnya ditulis dalam bahasa Yunani. Buku-buku dari Kitab Suci juga injil-injilnya tidak tersimpan dengan sempurna dalam keadaan yang sama, dalam mana itu asalnya ditulis. Karena tidak adanya cetak-mencetak buku maka sering kali dilakukan pemindahtulisan berabad-abad lamanya, dan dalam memindahtuliskan itu kadang-kadang terjadi penghapusan kata-kata, penukaran kata-kata atau penulisan terbalik ... (Het Evangelie, 1929, Badan Perpustakaan Petrus Canisius)

Dari banyak injil yang ditulis, ada empat injil yang diterima sebagai bagian dari Perjanjian Baru dan dikanonkan. Hal ini merupakan tema utama dalam sebuah tulisan oleh Irenaeus, l.k. 185.

Dalam tulisannya yang diberi judul "Melawan Kesesatan" Irenaeus menentang beberapa kelompok Kristen yang menggunakan hanya satu Injil saja, seperti kelompok Marsion - yang menggunakan versi Injil Lukas yang sudah diubah sedemikian rupa. Irenaeus juga menentang beberapa kelompok yang menekankan tulisan-tulisan berisi wahyu-wahyu baru, seperti kelompok Valentinius (A.H. 1.11.9).

Irenaeus menyatakan bahwa ada empat injil yang adalah tiang-tiang gereja.
"tak mungkin ada lebih atau kurang daripada empat," katanya, sambil mengajukan analogi sebagai logikanya bahwa ada empat penjuru dunia dan empat arah angin (1.11.8).

Citranya ini, yang diambil dari Kitab Yehezkiel 1:10, tentang takhta Allah yang didukung oleh empat makhluk dengan empat wajah—"Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang"— ekuivalen dengan Injil yang "berwajah empat", adalah lambang-lambang konvensional dari para penulis Injil: singa, lembu, rajawali, dan manusia. Irenaeus berhasil menyatakan bahwa keempat Injil itu bersama-sama, dan hanya keempat Injil inilah, yang mengandung kebenaran. Dengan membaca masing-masing Injil di dalam terang yang lainnya, Irenaeus menjadikan Yohanes sebagai lensa untuk membaca Matius, Markus dan Lukas.

Pada peralihan abad ke-5, Gereja Barat di bawah Paus Innosensius I, mengakui sebuah kanon Alkitab yang meliputi keempat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, yang sebelumnya telah ditetapkan pada sejumlah Sinode regional, yaitu Konsili Roma (382), Sinode Hippo (393), dan dua Sinode Kartago (397 dan 419). Kanon ini, yang sesuai dengan kanon Katolik modern, digunakan dalam Vulgata, sebuah terjemahan Alkitab dari awal abad ke-5 yang dikerjakan oleh Hieronimus atas permintaan Paus Damasus I pada 382.

Perkiraan kurun waktu ditulisnya injil kanonik bervariasi, namun tidak lebih dari tahun 100 M. Jadi tidak lebih dari 70 tahun setelah Yesus Kristus meninggalkan dunia. Berikut perkiraan kurun waktu yang diberikan oleh Raymond E. Brown, dalam buku-nya "An Introduction to the New Testament", sebagai representasi atas konsensus umum para sarjana, pada tahun 1996:

Markus   : sekitar tahun 68–73, 65–70.
Matius    : sekitar tahun 70–100, 80–85.
Lukas     : sekitar tahun 80–100 (sebagian berpendapat pada tahun 85), 80–85.
Yohanes : sekitar tahun 90–100, 90–110.

Sedangkan, perkiraan kurun waktu yang diberikan dalam NIV Study Bible:

Markus   : sekitar tahun 50-an hingga awal 60-an, atau akhir 60-an
Matius    : sekitar tahun 50-70-an
Lukas     : sekitar tahun 59-63, atau tahun 70-an hingga 80-an
Yohanes : sekitar tahun 85 hingga mendekati 100, atau tahun 50-an hingga 70

Markus sang Penginjil (bahasa Latin: Mārcus; bahasa Yunani: Μᾶρκος; bahasa Koptik: Μαρκοϲ; bahasa Ibrani: מרקוס) seorang Kristen yang hidup pada abad ke-1 dan diyakini sebagai penulis Injil Markus (bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen). Di sejumlah bagian Alkitab namanya ditulis "Yohanes yang disebut (juga) Markus".

"Ketika raja Herodes Agripa I pada tahun pertama pemerintahannya (~41 M) menyuruh menahan Petrus di penjara, seorang malaikat Tuhan membawa Petrus ke luar dari penjara dengan ajaib. Petrus pertama-tama mengunjungi rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus." kisah para rasul 12:1-17

"Dalam surat terakhirnya kepada Timotius, Paulus yang menghadapi hari-hari terakhir sebelum dihukum mati, ditinggal sendiri bersama Lukas, karena teman-teman lain pergi melayani ke tempat lain atau meninggalkan pekerjaan Tuhan, sehingga dia meminta kepada Timotius (kemungkinan saat itu di Efesus): "Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku."[20] Tidak diketahui apakah Markus dan Timotius sempat bertemu dengan Paulus sebelum matinya." 2 timotius 4:11

Matius (bahasa Ibrani: מתי, Modern Mattay Tiberias Mattay ; "Hadiah dari YHWH (=YaHWeH atau TUHAN)" atau Mattithyahu; Septuaginta Bahasa Yunani: Ματθαίος, Matthaios) adalah seorang Kristen yang hidup pada abad pertama Masehi dan termasuk dalam keduabelas murid Yesus, yang dicatat dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ayahnya bernama Alfeus, dan ia pernah bekerja sebagai seorang pengumpul pajak di Kapernaum. Matius dibicarakan dalam tulisan Kristen awal, terutama tiga Injil Sinoptik. Dia dipercayai sebagai penyusun atau sumber utama dari Injil Matius, salah satu dari 4 Kitab Injil dalam Alkitab.

Meskipun Kitab-kitab Injil sebenarnya tidak mencantumkan nama penulisnya, secara tradisional Injil Matius diyakini ditulis oleh atau bersumber pada Matius. Sebagai pejabat pemerintah di Kapernaum, provinsi "Galilee of the Gentiles" (="Galilea, wilayah bangsa asing"), seorang pemungut pajak harus bisa berbahasa Aram dan Yunani. karena bahasa Yunani adalah bahasa internasional saat itu dalam perdagangan umum. Sejumlah bapa gereja mencatat bahwa Matius asalnya menulis dalam bahasa Ibrani, tetapi tetap menganggap naskah Injil bahasa Yunani sebagai kanon (naskah resmi).

Tradisi kuno menganggap bahwa Injil ini berasal dari rasul Matius, tetapi para ilmuan dewasa ini menolak pendapat ini. Pengarangnya secara tepat masih dapat diberi nama Matius. Dia menyontek Injil Markus secara bebas. Padahal ketika Yesus mengajar, Markus adalah anak yang masih ingusan yang belum pernah bertemu Yesus" (J.B Philips, The Goespels Translated into Modern English). 

Para misionaris bersikukuh bahwa injil Matius ditulis oleh murid Yesus yang bernama Matius yang berprofesi sebagai pemungut cukai, tapi ditentang oleh para teolog lainnya. Sebab menurut perhitungan teolog, waktu Yesus lahir, Matius sudah berumur 5 tahun, tapi baru menulis Injil pd usia 55 tahun. Berarti ia harus memiliki ingatan yang luar biasa kuat untuk merekam setiap detil kejadian 50 tahun sebelumnya.

Nama Injil Matius diambil dari nama pendeta Matius dari gereja Alexandria Mesir dalam bahasa Hebrew. Beliau dipercayai sebagai orang pertama yang menghasilkan risalah kandungan sejarah. Hasil karangan Matius ini disusun kira kira 20 – 27 tahun setelah peristiwa penyaliban 'tuhan'. Bahkan kitab asli karangan Matius sendiri telah hilang, ini diakui sendiri oleh umat Kristian. 

Setelah itu injil dalam Bahasa Yunani dijumpai, dan dikatakan sebagai Injil karangan Matius. Banyak tokoh Kristian menolak pendapat bahwa Injil ini merupakan karangan Matius, tetapi sebaliknya merupakan karangan gurunya, Petrus.

Lukas atau kadang kala juga disebut Lukas sang Penginjil (Ibrani: לוקא; Yunani: Λουκάς Loukás) adalah salah seorang pemimpin pertama umat Kristiani yang oleh tradisi dipercaya sebagai penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul—buku ketiga dan kelima dari Kitab Perjanjian Baru. "Lukas" merupakan nama Romawi (dalam bahasa Yunani: 'Loukas'; bahasa Latin: Lucas) yang merupakan kependekan dari "Lukius" ("Lucius") atau "Lukanus" ("Lucanus"), keduanya nama Romawi umum, yang juga sering dipakai oleh bangsa lain di bawah pemerintahan kekaisaran Romawi.

Ada pula dugaan bahwa Lukas ini sama dengan Lukius dari Kirene yang berada di Antiokhia bersama-sama Paulus dan Barnabas sebagaimana tercatat dalam Kisah Para Rasul 13:1. Tak ada satupun keterangan yang menyatakan Lukas sebagai murid Yesus. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Lukas adalah dokter (tabib) pribadi Paulus. Makanya tidak mengherankan jika dalam Injil Lukas ini (kisah rasul-rasul) terlihat sekali Paulus sangat diagung-agungkan, bahkan mendapat gelar Hermes, nama salah seorang dewa Romawi yang terkenal. Pertanyaan sederhana saja, benarkah Lukas yang menulis Injil itu, atau Paulus, tapi menggunakan nama Lukas?

Injil Lukas diambil dari nama pendeta Lukas dari tahun 25 – 30 M. Beliau juga tidak pernah bertemu yesus. Banyak tokoh Kristian sendiri mengakui bahwa Injil karangan Lukas merupakan fakta palsu yang bukan merupakan ajaran yesus. Sebenarnya beliau mengarang injil ini disebabkan tekanan gereja waktu itu. Begitu juga dengan Markus dan Yahya. Kesemuanya tidak pernah hidup sezaman dengan yesus.

Melalui tulisan lukas sendiri dalam kitab lukas 1:1 dapat ditarik kesimpulan bahwa lukas hanyalah merangkum kitab berdasarkan kepada cerita dari "mereka" yang tidak jelas siapa dan lukas mempertegas bahwa tulisanya bukanlah berasal langsung dari yesus itu sendiri.

"Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,"
"seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman."
"Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu," Lukas 1:1-3

Yohanes (bahasa Yunani Ιωάννης - Ioannes; "Tuhan adalah baik/pemurah"), adalah salah satu dari keduabelas rasul Yesus Kristus. Ia adalah putra dari Zebedeus. Ibunya diyakini bernama Salome. Yohanes adalah saudara dari rasul Yakobus yang juga termasuk keduabelas rasul. Dalam Injil, Yohanes dan Yakobus disebut Boanerges yang berarti "anak-anak guruh". Tradisi mempercayai dia adalah penulis dari beberapa buku dalam Alkitab: Injil Yohanes, tiga surat (Surat 1 Yohanes, Surat 2 Yohanes, Surat 3 Yohanes) dan Wahyu kepada Yohanes.

Memang ada banyak kejadian yang diceritakan dalam Injil Yohanes yang berpijak pada fakta sejarah, termasuk peristiwa penyaliban Yesus. Tetapi itu semua sudah melewati penyulingan otak penginjil terkait, lalu keluar dalam keadaan sudah berubah" (Crawford Burkitt, sarjana teolog Prancis). 
LAI dalam Injil Yohanes edisi studi pada halaman 7 mengatakan bahwa Injil Yohanes/Yahya tidak diketahui sama sekali siapa penulisnya. 
Karena Yahya sang pembabtis sudah dibunuh oleh raja Herod Agrippa II semasa Yesus masih hidup. 

Sedangkan Yahya bin Zabdi salah seorang murid Yesus konon juga sudah tewas dalam penjara pada tahun 67M. Pendeta Gaius menyakini bahwa penulis Injil Yohanes adalah seorang Gnostik bernama Cerinthus. Ia kemungkinan besar adalah seorang anggota penuh jemaat Nikolaus yang telah jauh terlibat dalam konspirasi pembentukan agama kristen. 
Kitab Injil Yahya diambil dari nama pendeta Yahya atau lebih dikenal sebagai Yohanes. Beliau merupakan putera saudara perempuan Maryam yaitu ibu yesus. Yahya mengarang injilnya dalam bahasa Yunani antara tahun 45 – 65 M. Banyak pendeta meragukan kandungan Injil Yohanes ini. 

Bahkan Encyclopedia Britanica menegaskan bahwa Injil yahya tidak syak lagi di karang oleh seorang mahasiswa Institusi Iskandariah dan bukannya karangan Yahya.

Beberapa injil yang tidak dikanonkan atau Injil Apokrif, meskipun mempunyai keserupaan dalam hal sebagian isi dan gaya bahasa, dibandingkan dengan injil-injil kanonik. Kebanyakan (yang lainnya) adalah gnostik dalam hal isi dan gaya bahasa, mempresentasikan / mengemukakan ajaran-ajaran dari sudut pandang yang sangat berbeda dan dalam beberapa kasus dicap sebagai bid'ah.

Injil-injil ini termasuk dalam tulisan-tulisan apokrif: Injil Tomas, Injil Yudas, Injil Filipus, Injil Petrus, Injil Maria Magdalena, Injil Yakobus, Injil Bartolomeus, Injil Barnabas, Injil Andreas, Injil Nikodemus, Injil Matias, Injil Mesir, Injil Ibrani, Injil Nazaret, Injil Ebionim (Ebionites), Injil Hawa, Injil Kebenaran, Injil Kesempurnaan, Injil Empat Alam Surgawi (Four Heavenly Realms), Injil Dua Belas, Injil Tujuh Puluh, Injil Tadeus, Injil Cerinthus, Injil Basilides, Injil Marsion Injil Appelles, Injil Bardesanes, Injil Mani